SELAMAT DATANG DI WEB BLOG KANTOR KESYAHBANDARAN DAN OTORITAS PELABUHAN KELAS III LEMBAR

MEDIA SOSIAL

Selasa, 21 Februari 2017

PAM ISPS CODE KAPAL PESIAR


PAM ISPS CODE Kapal Pesiar yang dilaksanakan di Dermaga ISPS Code Pelabuhan Lembar. Pemberlakuan Undang-Undang No.17 tahun 2008 tentang pelayaran telah banyak mengalami perbaikan-perbaikan dalam peningkatan yang akan mengangkat lebih kesyahbandaran. Dan masalah keselamatan dan keamanan dalam pelayaran adalah merupakan tanggung jawab besar didalam kepelabuhan sebab persoalan yang terbesar dalam kecelakaan kapal dalam pelayaran adalah persoalan kemampuan dan keahlian seseorang dalam menjalankan tugas kesyahbandaran.


Menurut Peraturan Bandar 1925 Pasal 1 ayat (1) dikatakan bahwa yang dimaksud dengan Syahbandar adalah Syahbandar Ahli, Pejabat Syahbandar dan Syahbandar Muda. Syahbandar dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai unsur pelaksana teknis melakukan pengawasan kapal di pelabuhan. Disamping Syahbandar ada pula petugas yang ditunjuk oleh pemerintah, untuk
Mengawasi kapal-kapal asing yang dikenal sebagai “Port State Control Officer”dan pengawasannya meliputi :
1. Sewaktu kapal datang ada tiga tugas penting yang harus dilakukan oleh Syahbandar (Harbour Master) ialah :
a. Menunjuk tempat sandar/labuh kapal
b. Memberikan warta kapal untuk diisi dan ditandatangani oleh Nahkoda
c. Meneliti dokumen pelaut/surat-surat kapal yang diterima dari Nahkoda.
2. Sewaktu Kapal berada di Perairan Bandar Sewaktu kapal berada di perairan bandar, menunggu selesainya bongkar muat barang, embarkasi dan debarkasi penumpang, Syahbandar mengawasi dengan ketat ditaatinya ketentuan-ketentuan peraturan bandar oleh Nahkoda/awak kapal antara lain:
a. Kapal tidak boleh berpindah tempat.
b. Tidak boleh melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran.
c.Tidak boleh melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menimbulkan pencemaran dan kelestarian lingkungan
d. Tidak boleh melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menyebabkan pendangkalan terhadap alur pelayaran.
e. Tidak boleh melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban umum serta terganggunya tertib hukum di Perairan Bandar.
f. Kesempatan kepada Syahbandar untuk melakukan pemeriksaan di kapal dalam rangka
pemeriksaan terus-menerus mengenai segi keselamatan pelayaran.
3.Sewaktu Kapal akan Berlayar.Kapal yang akan berlayar meninggalkan pelabuhan harus mendapatkan surat ijin berlayar
(port clearance) dari Syahbandar sesuai Pasal 8 Peraturan Bandar 1925.Sebelum diberikan surat ijin  berlayar oleh Syahbandar perlu diselesaikan lebih dahulu hal-hal sebagai berikut:
a. Perusahaan Pelayaran Semua kewajiban-kewajiban perusahaan/Nahkoda terhadap Bea Cukai, Kesehatan, Imigrasi, Perum Pelabuhan sudah diselesaikan.
b. Pandu Harus sudah diminta oleh perusahaan yang bersangkutan dan sudah siap untuk melakukan pemanduan.
c. Nahkoda Memberikan clearing declaration kepada Syahbandar.
d. Syahbandar Harus meneliti:
1.Apakah dokumen lengkap dan masih berlaku
2.Apakah Nahkoda dan awak kapal lengkap dan memenuhi syarat-syarat ijazah yang ditentukan
3.Apakah awak kapal memiliki buku pelaut dan sertifikat
4.Pengawasan tertib Bandar Untuk melaksanankan pengawasan tertib Bandar dan keselamatan kapal, Syahbandar berwewenang untuk menerapkan perundang-undangan yang bertujuan untuk :
1.Terjaminnya kelancaran dan keselamatan keluar masuknya suatu kapal
2.Terjaminnya keselamatankelancaran bongkar muat barang
3.Terjaminnya kelancaran dan ketertiban naik turun penumpang

4.Terjaminnya tertib hukum dan keamanan di dalam bandar

5.Terjaminnya kelestarian lingkungan di dalam bandar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar