Pemberlakuan Undang-Undang No.17 tahun 2008 tentang pelayaran telah banyak mengalami perbaikan-perbaikan dalam peningkatan yang akan mengangkat lebih kesyahbandaran. Dan masalah keselamatan dan keamanan dalam pelayaran adalah merupakan tanggung jawab besar didalam kepelabuhan sebab persoalan yang terbesar dalam kecelakaan kapal dalam pelayaran adalah persoalan kemampuan dan keahlian seseorang dalam menjalankan tugas kesyahbandaran.
Menurut Peraturan Bandar 1925 Pasal 1
ayat (1) dikatakan bahwa yang dimaksud dengan Syahbandar adalah Syahbandar
Ahli, Pejabat Syahbandar dan Syahbandar Muda. Syahbandar dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya sebagai unsur pelaksana teknis melakukan pengawasan kapal
di pelabuhan. Disamping Syahbandar ada pula petugas yang ditunjuk oleh
pemerintah, untuk
Mengawasi kapal-kapal asing yang dikenal sebagai “Port State
Control Officer”dan pengawasannya meliputi :
1. Sewaktu kapal datang ada tiga
tugas penting yang harus dilakukan oleh Syahbandar (Harbour Master) ialah :
b. Memberikan warta kapal untuk
diisi dan ditandatangani oleh Nahkoda
c. Meneliti dokumen pelaut/surat-surat
kapal yang diterima dari Nahkoda.
2. Sewaktu Kapal berada di Perairan
Bandar Sewaktu kapal berada di perairan bandar, menunggu selesainya bongkar
muat barang, embarkasi dan debarkasi penumpang, Syahbandar mengawasi dengan ketat
ditaatinya ketentuan-ketentuan peraturan bandar oleh Nahkoda/awak kapal antara
lain:
a. Kapal tidak boleh berpindah
tempat.
b. Tidak boleh melakukan perbuatan-perbuatan
yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran.
c.Tidak boleh melakukan perbuatan-perbuatan
yang dapat menimbulkan pencemaran dan kelestarian lingkungan
d. Tidak boleh melakukan perbuatan-perbuatan
yang dapat menyebabkan pendangkalan terhadap alur pelayaran.
e. Tidak boleh melakukan perbuatan-perbuatan
yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban umum serta terganggunya tertib
hukum di Perairan Bandar.
f. Kesempatan kepada Syahbandar
untuk melakukan pemeriksaan di kapal dalam rangka
pemeriksaan terus-menerus mengenai
segi keselamatan pelayaran.
3.Sewaktu Kapal akan Berlayar.Kapal yang
akan berlayar meninggalkan pelabuhan harus mendapatkan surat ijin berlayar
(port clearance) dari Syahbandar
sesuai Pasal 8 Peraturan Bandar 1925.Sebelum diberikan surat ijin berlayar oleh Syahbandar perlu diselesaikan lebih
dahulu hal-hal sebagai berikut:
a. Perusahaan Pelayaran Semua kewajiban-kewajiban
perusahaan/Nahkoda terhadap Bea Cukai, Kesehatan, Imigrasi, Perum Pelabuhan sudah
diselesaikan.
b. Pandu Harus sudah diminta oleh
perusahaan yang bersangkutan dan sudah siap untuk melakukan pemanduan.
c. Nahkoda Memberikan clearing
declaration kepada Syahbandar.
d. Syahbandar Harus meneliti:
1.Apakah dokumen lengkap dan masih berlaku
2.Apakah Nahkoda dan awak kapal lengkap
dan memenuhi syarat-syarat ijazah yang ditentukan
3.Apakah awak kapal memiliki buku pelaut
dan sertifikat
4.Pengawasan tertib Bandar Untuk
melaksanankan pengawasan tertib Bandar dan keselamatan kapal, Syahbandar berwewenang
untuk menerapkan perundang-undangan yang bertujuan untuk :
1.Terjaminnya kelancaran dan keselamatan
keluar masuknya suatu kapal
2.Terjaminnya keselamatankelancaran bongkar
muat barang
3.Terjaminnya kelancaran dan
ketertiban naik turun penumpang
4.Terjaminnya tertib hukum dan keamanan
di dalam bandar
5.Terjaminnya kelestarian lingkungan
di dalam bandar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar